dapurkuliner – Suasana penuh aroma rempah dan cita rasa Nusantara terasa kuat di ajang Foodphoria Vol. 4, yang digelar di Surabaya pekan ini. Mengusung tema “Taste of Bali”, acara kuliner tahunan tersebut menghadirkan pengalaman gastronomi khas Pulau Dewata secara autentik — dari hidangan tradisional hingga kreasi modern yang tetap mempertahankan sentuhan Bali yang khas.
Diselenggarakan di halaman utama salah satu pusat perbelanjaan besar Surabaya, Foodphoria Vol. 4 menjadi magnet bagi pecinta kuliner dari berbagai kota. Acara ini bukan hanya sekadar festival makanan, melainkan juga ajang promosi budaya dan pariwisata daerah yang dibalut dengan atmosfer hangat khas Bali.
- Cita Rasa Bali yang Autentik di Tengah Kota Pahlawan
 Dari sate lilit, lawar kuwir, hingga ayam betutu, setiap stan menghadirkan cita rasa khas yang langsung membawa pengunjung seolah berkuliner di Gianyar atau Ubud. Para chef dan pelaku UMKM kuliner Bali yang diundang khusus memastikan bahwa setiap bahan, bumbu, dan teknik memasak tetap mempertahankan keaslian resep turun-temurun.
 Aroma daun pisang, sambal matah, dan bumbu base genep memenuhi area acara, menciptakan pengalaman multisensori yang menggugah selera.
- Dukungan terhadap UMKM Kuliner dan Pariwisata
 Foodphoria Vol. 4 juga menjadi wadah promosi bagi pelaku UMKM yang bergerak di bidang kuliner daerah. Penyelenggara bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan lembaga inkubasi bisnis lokal untuk membantu para pengusaha kecil memperluas jangkauan pasar.
 Menurut penyelenggara, festival ini diharapkan bisa menjadi gerbang bagi pelaku kuliner daerah untuk menembus pasar nasional. Tak sedikit pengunjung yang tertarik untuk menjadi mitra distribusi produk kuliner khas Bali setelah mencicipi langsung cita rasanya.
- Rangkaian Hiburan dan Edukasi Budaya
 Selain deretan kuliner lezat, acara ini juga diramaikan dengan pertunjukan seni khas Bali seperti tari Pendet, Cendrawasih, hingga Kecak Mini Performance. Para penari mengenakan busana tradisional dengan tata gerak anggun yang memikat penonton.
 Pengunjung juga bisa mengikuti sesi cooking class bersama chef asal Denpasar yang berbagi rahasia meracik bumbu base genep dan sambal matah. Anak-anak pun tampak antusias di area creative corner, tempat mereka belajar membuat canang sari sebagai simbol rasa syukur dalam budaya Bali.
- Konsep Ramah Lingkungan dan Modern
 Menariknya, Foodphoria Vol. 4 mengusung konsep ramah lingkungan dengan penggunaan peralatan makan dari bahan biodegradable serta pengurangan plastik sekali pakai. Para pengunjung diajak membawa wadah sendiri sebagai bagian dari kampanye “Eat Green, Live Clean.”
 Selain itu, sistem pembayaran di seluruh stan sudah terintegrasi digital melalui QRIS, membuat transaksi lebih praktis dan cepat. Kolaborasi dengan startup lokal bidang food tech juga dihadirkan untuk memperkenalkan inovasi digital di sektor kuliner.
- Antusiasme Pengunjung yang Tinggi
 Sejak hari pertama, antusiasme pengunjung tampak luar biasa. Banyak warga Surabaya dan sekitarnya yang datang bersama keluarga untuk menikmati sajian khas Bali sambil bersantai di area terbuka.
 Beberapa pengunjung mengaku terkesan dengan konsep acaranya yang tidak hanya menyuguhkan makanan, tetapi juga menghadirkan atmosfer budaya yang menenangkan dan hangat. “Rasanya seperti liburan singkat ke Bali tanpa harus meninggalkan kota,” ujar salah satu pengunjung.
Penutup:
Foodphoria Vol. 4 berhasil membawa semangat kuliner dan budaya Bali ke jantung kota Surabaya dengan cara yang segar dan inspiratif. Melalui perpaduan antara cita rasa autentik, semangat keberlanjutan, dan promosi UMKM, acara ini menjadi contoh bagaimana kuliner bisa menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas.
Lebih dari sekadar festival makanan, Foodphoria Vol. 4 adalah perayaan kebersamaan dan identitas kuliner Indonesia yang terus hidup di tengah dinamika kota besar.

